Thursday, November 5, 2009

Tikus

Para sarjana menggunakan tikus sebagai uji coba dari penelitian mereka, dan pada akhirnya terkagum-kagum dengan penemuan mereka. Mereka memilih dua ekor tikus yang punya dua ciri yang sama. Mereka mengambil salah satu daripadanya dan menaruhnya ke dalam sebuah bak air yang besar. Tidak ada jalan bagi tikus itu untuk bisa naik dari dinding bak untuk keluar. Mereka ingin melihat berapa lamakah tikus itu dapat bertahan berenang di dalam air bak itu sebelum akhirnya mati tenggelam. Percobaan ini dilakukan mutlak tanpa adanya cahaya lampu, sama sekali dalam keadaan gelap gulita. Kemudian, bagaimana hasilnya?? Kenyataannya mereka tidak perlu menunggu lebih lama. Hanya dalam waktu tujuh menit tepat, tikus itu menyerah dan mati lemas.

Sekarang, mereka mengambil tikus kedua, dan menaruhnya ke dalam bak yang sama. Akan tetapi, kali ini mereka biarkan ada sedikit cahaya lampu bersinar ke atas permukaan air bak. Tikus itu berenang-renang dan terus berenang, sampai setelah 36 jam, tikus itu menyerah dan mati lemas.

Keadaan gelap gulita mutlak membuat kita mudah menyerah dan hilang pengharapan. Yesus berkata, “Akulah terang dunia” (Yoh. 8:12, 9:5). Yesus mengatakan hal ini, di dalam konteks Yesus menyembuhkan seorang buta. Seorang buta, yang tiada pengharapan, yang hidupnya selalu mengemis (9:8), karena itu ia membutuhkan orang lain. Hidup dalam gelap gulita, tanpa pengharapan, ia membutuhkan lebih dari sekedar uang atau makanan untuk menyambung hidup. Datanglah Yesus, yang mampu mencelikkan dia, menerangi dia, membuat hidupnya menjadi berpengharapan. Yesus mengerti dan memenuhi kebutuhan utamanya. Celiknya orang buta ini tidak hanya membawa pengharapan baru bagi orang ini, tetapi ia pun sekarang mengenal Yesus dan percaya kepada-Nya (9:38). Praise God!!

No comments:

Post a Comment